Saturday, March 01, 2008

Kompetitor Honda

Kompetisi Pasar
Tahun 2007 merupakan tahun yang berat bagi manajemen Astra Honda Motor untuk tetap bisa mempertahankan pangsa pasar mereka di pasar motor nasional. Tekanan itu memaksa manajemen tak hanya sebatas melakukan improvisasi teknologi, tetapi juga menyiapkan strategi harmonisasi antara produksi, pemasaran, dan selera konsumen.

Kombinasi itu harus bisa menjadi resep tepat untuk meracik strategi pasar yang mujarab. Misalnya, bagaimana mereka harus mampu menjaga keseimbangan stok sejak dari lini produksi hingga dealer. Meracik komposisi harga yang pas dan mengikuti selera pasar yang tepat, agar tidak selalu menjadi follower dari pesaing, tetapi menjadi pemimpin pasar bagi para pesaing.

Tampaknya sukses Astra Honda Motor (AHM) belum sepenuhnya di genggaman tangan mereka. Walaupun secara angka volume penjualan Honda masih tinggi dibandingkan dengan Yamaha ataupun Suzuki, namun rentangnya semakin pendek.

Data pasar menunjukkan, segmen pasar antara Honda dan Yamaha relatif dekat. Pangsa pasar Honda tahun 2007 mencapai 45,7 persen atau 2,141 juta unit dari total pasar nasional yang mencapai 4,688 juta unit. Sementara itu, pangsa Yamaha mencapai 39,1 persen atau 1,833 juta unit. Pangsa Suzuki sebagai kompetitor ketiga mencapai 13,6 persen.

Data itu menunjukkan rentang pertarungan antara Yamaha dan Honda semakin dekat. Gambaran itu makin tampak jika disandingkan data total penjualan sepeda motor pada 2006 dan 2007. Pada tahun 2006 volume pasar Honda mencapai 2,340 juta unit, sedangkan Yamaha sebesar 1,459 juta unit. Tahun 2007 daya serap pasar Honda melorot menjadi 2,141 juta unit dan Yamaha naik menjadi 1,833 juta unit.

Daya serap pasar Suzuki juga terus meningkat meskipun angka pertumbuhan pasarnya relatif landai. Tahun 2006 total penjualan Suzuki mencapai 568.041 unit dan tahun 2007 naik menjadi 637.031 unit.

Unggul di pasar

Direktur Pemasaran AHM Yohannes Loman mengakui ketatnya pertarungan. Mereka sadar bahwa kompetitor kini tengah mengepung produk mereka. Kendati demikian, dirinya tetap optimistis bahwa posisi Honda tetap akan terunggul.

Banyak alasan untuk tetap yakin. Pertama, karena kondisi kinerja AHM kian sehat meskipun jika ditilik dari sisi angka, penyerapan pasar Honda menurun dibandingkan tahun lalu. Namun, jika ditengok performa secara keseluruhan, tetap jauh lebih baik.

”Riil kondisinya justru jauh lebih harmonis. Stok seimbang, performa di pasar juga jauh lebih baik karena segmen pasarnya tidak terhenti pada kelompok umur tertentu. Artinya, produk kita bisa diterima oleh pasar kelompok anak muda yang stylish. Rentang pasarnya kian luas, pada kategori tertentu,” kata Loman.

Terlebih lagi jika dibedah dari data pangsa pasar secara kategori. Data itu akan menunjukkan gambaran yang jelas bahwa Honda tetap unggul di jenis kendaraan bebek. Misalnya, di kategori ini Honda secara keseluruhan pangsanya masih mencapai 49,6 persen. Lalu di jenis kendaraan sport 48,2 persen dan di jenis ini pesaing terdekat justru Suzuki yang pangsanya mencapai 30,2 persen.

Dominasi Honda akan terlihat begitu kuat ketika dikupas lebih detail lagi. Misalnya, di jenis kendaraan bebek dengan mesin di bawah 125 cc, pangsanya mencapai 49 persen, dan di atas 125 cc pangsanya jauh lebih besar lagi, yakni 50,9 persen.

”Data ini membuat kami yakin, tahun 2008 kondisinya tetap akan jauh lebih baik,” kata Loman.

Sebagai pembanding, Yamaha Vega terjual 523.898 unit dan Januari 2008 sebanyak 41.092 unit. Adapun Suzuki Smash terjual 236.361 unit dan Januari 2008 mencapai 21.344 unit.

Yohannes Loman dan jajaran Astra Honda Motor boleh tetap optimistis. Namun, jajaran manajemen juga harus melihat, kompetitor terus memperketat ruang gerak Honda.

Lebih baik memantapkan DNA Honda sebagai produk unggulan yang irit, memiliki karisma, dan tetap menjaga loyalis kepada mereka yang berkarakter kuat, ketimbang masuk ke jenis stylish yang akhirnya menggulung peluang mereka menjadi besar. Lihat pengalaman mereka yang telah salah menyiapkan produk pengganti dan akhirnya kehilangan pasar untuk selamanya.

2 comments:

Anonymous said...

Bro,

Kalo gw pribadi sih lebih menyikapinya adlh krn pengaruh MotoGP dan/atau Superbike nih….maka pangsa pasar motor Yamaha naik cukup drastis dan hampir mendekati Honda, tapi knp Honda masih lbh unggul?? Krn brand/merk honda sbg merk motor udh lbh melekat ke pikiran org2 Indonesia …gak percaya?? Coba deh pergi ke daerah2 pinggiran kota2 besar ato ke kampung2…trus tanya, Mas motornya merk apa?? Pasti tuh org bingung..tp coba tanya, Mas, HONDA-nya merk apa? Dia pst jwb…oh, HONDA saya merk-nya Suzuki Mas…..hehehehehehe….lucu memang…tp itu nyata loh….sama aja kayak pompa air misalnya….banyak org2 di daerah yg sering blg, wah Mas, kalo SANYO saya dirumah pakenya yg DAB…..pdhl khan SANYO aja udh merk/brand….bahkan di Jkt pun kita sering nemuin kok….kayak Aqua, Mas, beli Aqua gelas….tapi dikshnya malah merk 2Tang atau Vit….nah, pola pikir itu yg udh berhasil dibentuk oleh Honda, makanya dia bisa tetep lbh unggul….

Kalo mslh Suzuki juga naik pangsa pasarnya….ini sama aja penyebabnya…..mlh mgkn Suzuki juga bisa jadi Raja Motor 4Tak….andai aja mrk bisa meng-kontrak Casey Stoner dan V.Rossi sbg rider-nya ( mimpi kali yeeeee )……

Itu aja Men komentar gw….

*s2w-648*

TeCePe 028C

F 2161 HF

Eko Eshape said...

Saat ini pasar Yamaha meskipun mungkin belum menakutkan honda tapi sudah mulai terlihat "bibit-bibt" pertumbuhan yang bagus (meskipun 2x rosi gak juara dunia).

KOemeng, menurut saya cukup berhasil mendongkrak omzet Yamaha, disamping disain Yamaha yang sekarang cukup futuristik

salam