Monday, November 12, 2007

OPERASI JALAN LANCAR 2007

POLDA METRO JAYA GELAR OPERASI JALA 2007
Kemacetan akibat pembangunan jalur busway makin parah. Untuk mengurai kemacetan tersebut, Polda Metro Jaya akan mengerahkan ribuan personil dalam Operasi Jalan Lancar Jakarta Raya atau Jala 2007. Operasi Jala 2007 ini akan berlangsung selama satu bulan mulai 12 November 2007.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Adang Firman mengatakan sebanyak lima ribu personil dari Brimob, Samapta, Lantas, Dishub akan diturunkan di 112 simpul kemacetan di Jakarta. Mereka akan disiagakan di lima wilayah dan siap diturunkan sesuai dengan kebutuhan. Operasi ini akan dilaksanakan selama pembangunan busway yang dijadwalkan akan selesai pada Desember 2007 mendatang.

Selain itu, Adang menambahkan untuk mempelancar operasi ini, pihaknya juga akan melakukan pantauan dari udara dengan menggunakan dua unit helikopter yang diperbantukan dari Mabes Polri.
5.000 Personel Anti Macet Siap Lancarkan Jalanan Ibukota
Keruwetan jalan Ibukota kerap bikin warga pusing tujuh keliling. Sekitar 5.000 personel pun disebar untuk mengurai kemacetan di sejumlah ruas jalan Ibukota.

Para personel itu akan melakukan Operasi Jalan Lancar Jakarta Raya alias Jala Jaya. Operasi digelar dalam waktu sebulan, mulai 12 November hingga 12 Desember 2007. Untuk melancarkan kegiatan ini, 2 helikopter dari Mabes Polri juga dikerahkan.

"Personel ini dari Dishub, kepolisian, Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum. Jumlah total pasukannya lebih dari 5.000, namun fluktuatif tergantung kebutuhan," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman.

Hal itu disampaikan dia dalam apel siaga Operasi Jala Jaya di hadapan 1.878 personel di Lapangan Silang Monas Jakarta, Senin (12/11/2007).

Operasi ini dilakukan atas permintaan masyarakat yang merasa terganggu dengan kemacetan jalan akibat pembangunan busway.

Untuk mengantisipasi kemacetan, Adang mengatakan akan menempatkan petugas di simpul-simpul kemacetan. "Ada pasukan disiagakan di 5 wilayah. Pasukan kita kerahkan untuk mengatasi kemacetan di Ibukota selama pembangunan busway," sambung dia.

Dalam kesempatan itu, Adang menegaskan, busway yang bisa dimasuki kendaraan pribadi adalah khusus atas perintah petugas. Dengan demikian, jalur itu tidak bisa seenaknya digunakan kendaraan pribadi. Pengecualian diterapkan untuk jalur busway yang pembangunannya belum selesai.

Penyebab kemacetan, lanjutnya, bukan hanya busway namun karena parkir sembarangan. "Untuk parkir sembarangan akan kita tertibkan juga. Mobil dereknya akan disiagakan," tandasnya.
Menurut ane nih:
jalur busway ya untuk busway aja n untuk darurat mobil pemadam kebakaran / ambulance, spt jalur kereta api untuk kereta api aja kan!?
(ya iya lah mobil / motor mana bisa menggunakan jalur kereta api?).
klo jalur busway mobil / motor boleh lewat maka:
+ jkt tidak terlalu macet.
- busway jadi ikut macet.
- masyarakat jadi enggan yg ingin menggunakan busway.
lebih baik:
~ bis busway ditambah, krn bis busway sangat amat kurang tuh, lihat aja di halte busway banyak penumpang yg menunggu busway sampai berjam-jam; n lihat aja di jalur busway, sepi boo ga ada buswaynya.
~ kalau bangun jalur busway satu-satu donk, jgn keroyokan langsung 3 koridor, macet boo.
~ untuk koridor 1 kota-blok m, jalurnya kenapa bongkar pasang
melulu, shg busway masuk ke jalur umum (gantian ya!?).
Pendapat Anda?

No comments: